Jumat, 11 Januari 2013

Puisi dan Kenangan

0

Ahhh...engkau begitu cadass..
mengartikulasi dan terburu-biru menyematkan simpul
salah paham yang berlebihan
berkelabat pada tafsir nalarmu,
menggerogoti bahasa lisanmu
mana mungkin tak ada kenangan yang aku ingat?
justru kenangan itu adalah satu-satunya
keabadian pada kerapuhan dan keterpisahan
dan mungkin juga keterlupaan
dalam kesengajaan sejarah,
bukankah kenangan juga adalah
satu-satunya petanda keberadaan
dan pradaban cinta itu sendiriii?
dan tentu saja cinta dan juga rindu yang terpisah
oleh jarak pada pesisir laut selayar
...
Mana mungkin aku akan lupa?
pada waktu dan ruang yang menggores
jejak sangat jelas di emperan-emperan
jalan Pettarani.
merekam jejak dan juga penat
yang terkadang bosan melihatku
berdiri menunggu setiap hari
diatas motor butut yang menari
mewartakan kegilaanku
mana mungkin aku lupa?
pada pernik benda yang engkau buat?
mengelupas lentik manis kulit jemarimu?

tapi aku adalah pemula dalam bahasa sastra
yang tak sanggup merekamnya dalam semesta kata
tapi selama aku hidup,
maka selama itu pula aku akan
menyimpannya dalam semesta mimpi tua...
yang mengabadi dalm sejarah umur manusia...

[Untuk J, aku akan hidup bersama kenangan]

No Response to "Puisi dan Kenangan"

Posting Komentar