Aku tak habis pikir,
kesenangan atau kedalaman cinta seperti apa yang membuat manusia _ lelaki dan
perempuan_ bisa menyulam serta menyimpan dengan sangat apik dan rapi cinta yang
lain, rindu yang lain di luar kecintaan terhadap cintanya yang asali? Ataukah
betul tentang rumor kuno yang sudah lama terkubur bahwa tak ada yang ‘asali’? Lalu
apa yang mesti diperjuagkan di tengah manusia yang tak punya harapan
kesejatian? Harapan keutuhan. Tak punya kesetiaan pada yang satu.
Lalu, bagaimana dengan Ide
tentang Tuhan dan seperangkat penghabaan tulus kepada_Nya dalam agama-agama? Adakah
Dia adalah ide yang palsu, dan tak mesti harus dipercayai? Aku tak tahu, Dia
terlalu subjektif untuk kita persoalkan dan komparasikan. Segalanya seperti
kosong dalam kehampaan yang melilit, tak
memiliki eksistensi dalam pengertian yang biasa.
Dan, aku pulang dengan
dongkol dari ruang perpustakaan itu, sambil mengantongi penggalan
kalimat-kalimat ‘menjijikkan’ dari aksara datar yang dia nubuatkan. “Baru
kemarin dia bilang ‘suka’, sekarang sudah menghilang”. ada rindu yang sangat
yang dia titipkan pada kata ‘menghilang’. rindu yang hanya mereka yang dapat
pahami bersama. Rindu yang sudah berpuluh tahun dia simpan. Dan sekarang dia
semburatkan dihadapannya. Tapi aku tak akan menginterpretasi lebih jauh
kalimat-kalimat rindu dari mereka. Aku hanya merasa asing pada sebuah dunia
yang aku hinggapi sekarang. Dunia yang terpilin oleh lilin-lilin yang penuh
oleh topeng Batiatius di Ludus. Tak punya jelas. Hanya sebuah dunia yang penuh
teriakan, teks, hingar bingar.
Beberapa hari lalu, aku
melihat begitu banyak wajah yang menyembunyikan dirinya. Menyembunyikan cinta
dan rindunya. Lelaki dan perempuan, berlomba mengejar cinta ( atau hasrat) yang
tak mereka kenali. Perselingkuhan digelar pada dunia firtual, pada teknologi
yang dipercepat dan dipermampat. Perselingkuhan seakan mempunyai potongan
kisahnya sendiri sekaligus sebagai hiburan yang menjanjikan. Dan itu
dimana-mana. Bisa dimana saja.
Dan hati yang luka , tentu
saja adalah sepele. Itu urusan untuk setiap pribadi. Masing-,masing kita tak
punya campur. Hidup itu keras sekaligus kehalusan yang mengelabui. Manusia
adalah Malaikat sekaligus Binatang dalam seonggok daging melata. Hanya tampak
indah dengan fashion dan style yang mapan. Ketika kita telanjang, itulah
kebenaran yang dapat kita cumbui.
Kesetiaan adalah sebuah
kemustahilan yang pasti. Atau sebaris kosa kata yang kolot dan menjemukan.
Seperti Tuhan yang kemudian termanifestasikan dengan berbagai nama dan
sifat,.maka cinta pun demikian. Tercecer dan menetes di sekolah, di kelas, di kantor, dan di mesjid
ataupun di jambang-jambang dan selokan. Dikantongi dan dicampakkan. Cinta
seperti inilah yang kita mamah dan nikmati pecahan labirin yang ditawarkan.
Dan manusia ; lelaki dan
perempuan, hanya butuh sedikit kecerdasan dan sekelumit rumus kebohongan untuk menyimpan rapat agar pasangan ‘kita’
tak tahu. Dan aku kira itulah ‘Pengkhianatan yang Cantik’.
Manusia yang luka, yang
bodoh. Yang hanya menyimpan satu cinta
untuk satu manusia, sebaiknya berdamai dan sesekali menulis tentang epos
kesejatiannya sendiri. Kesejatian yang ‘mungkin’ sayup dan tak ramah.
Siang Hari ; 2012
No Response to "Selingkuh_itu"
Posting Komentar